Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMAN 1 Denpasar (Smansa), terbukti mampu menumbuhkan budi pekerti luhur dan kepekaan sosial tinggi pada siswa baru. Mengakhiri kegiatan MPLS, siswa baru Smansa melakukan ngejot ke Panti Jompo Wana Saraya di Jalan Gumitir Denpasar, Yayasan Tat Twam Asi di Jalan Jaya Giri IX No. 6 Denpasar dan SLB A Negeri di Jalan Serma Gede Denpasar.

Sumbangan diserahkan siswa baru Smansa disaksikan Ketua Panitia MPLS Drs. I Gusti Ketut Adiawan, M.Pd., didampingi Waka Kesiswaan yang juga Koordinator MPLS Drs. I Ketut Loper Winartha, M.Pd. Adapun barang-barang yang disumbangkan antara lain, beras, mie instan, gula pasir, teh celup dan pakaian bekas layak pakai.

Ketua Panitia MPLS I Gusti Ketut Adiawan, mengungkapkan, kegiatan MPLS di Smansa sesuai dengan tema ‘’Sejuk, Sehat dan Berbudaya Kita Tumbuhkan Generasi Muda yang Berkarakter dan Peduli Lingkungan’’ sesuai yang dicanangkan Pemkot Denpasar dan mengacu pada Permendikbud No. 18 Tahun 2016. Istimewanya, MPLS juga sesuai dengan visi SMAN 1 Denpasar yaitu unggul dalam mutu, berbudaya, peduli lingkungan dan berwawasan global.

Karenanya, siswa baru Smansa sangat senang dan riang gembira mengikuti MPLS yang sangat jauh dari “aroma” perpeloncoan. Lebih positif lagi, MPLS tahun ini mampu memupuk rasa peduli dan empati siswa kelas X yang dituangkan dalam program kegiatan bakti sosial.

Baca Juga :  215 Pengelola Koperasi di Denpasar Ikuti Diklat dan Uji Kompetensi

Uniknya, siswa baru mampu berkoordinasi dengan sesama siswa peserta MPLS dengan penuh rasa kepedulian sosial, mulai merancang jenis barang cara menyampaikan kepada siswa lain, pengumpulan barang, mengepak barang, menyimpan barang dan memilih tempat bakti sosial. Rasa peduli siswa sudah berkembang apalagi mendapat bimbingan dari guru-guru Smansa yang memang memiliki loyalitas tinggi dalam dunia pendidikan.

Kepala SMAN 1 Denpasar, Drs. Nyoman Purnajaya, M.Pd., mengaku terharu dengan tingginya kepekaan sosial warga Smansa. Purnajaya menyebutkan, ngejot ini dimaksudkan sebagai eskpresi penguatan pendidikan dan budi pekerti anak-anak di Smansa. Apalagi penumbuhan pendidikan budi pekerti semakin digalakkan pemerintah.

Baca Juga :  Naluriku Menari Siap Digelar di Kota Denpasar, Jadi Ruang Kreativitas untuk Asah Skill Generasi Muda di Bidang Seni Tari

Selain itu budaya ini termasuk salah satu sisi baik pelaksanaan MPLS di Smansa. Purnajaya mengungkapkan budaya ngejot ini juga serangkaian menumbuhkan konsep suputra dalam bentuk nyata yakni anak yang baik, berbakti kepada orangtua dan suka membantu.

Konsep ini sesuai dengan nilai-nilai yang ditanamkan Smansa bahwa  pendidikan itu bukan hanya dilakukan di kelas, melainkan dalam bentuk kegiatan bersentuhan dengan masyarakat. Jika semua anak suputra, maka dia yakin semakin sedikit penghuni panti jompo dan panti asuhan di Bali dan mampu memberikan semangat atau motivasi kepada anak-anak panti dan anak-anak SLB A Negeri agar mampu bangkit sebagai generasi muda yang tangguh.

Baca Juga :  Kinerja Industri Jasa Keuangan Provinsi Bali dan Nusa Tenggara Tetap Resilien dan Terjaga Stabil

Sekretaris Komite Smansa, A.A. Anom Masta, S.E., merasa terharu karena anak-anak Smansa memiliki kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan spiritual yang tinggi.  Inilah yang dia sebut sebagai penanama sikap mental positif. Dengan demikian sikap mental semua insan Smansa aka menjadi  panutan di rumah dan di sekolah.(tis/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News